Sahabat Blogger السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِوَبَرَكَاتُهُ
Buah hati, dambaan setiap pasutri,
utamanya yang memang bergegas ingin segera memilikinya. Beragam upaya
dilakukan oleh pasutri ketika tanda – tanda kehadirannya belum juga
muncul. Ada yang segera mencari dokter spesialis yang paling top,
berkonsultasi dengan ahli herbal, sampai ada yang mau melakoni ritual klenik menjijikan demi ingin punya anak.
Before All, dari kaca mata religius islam,
banyak pasangan yang sepertinya belum sadar bahwa secara hakikat anak
merupakan bagian dari riski dari Allah kepada hambaNya. Kapan waktu dia
datang, Allah semata yang tau seperti rejeki kita lainnya. Tidak
perlu terlalu ngoyo dalam ‘mengusahakannya’ sampai mengorbankan akidah
maupun agama kita sendiri.
Pahamilah hakikat kita hidup, bahwa
sudah diterangkan dalam Al Qur’an tentang tugas kita sebagai
manusia adalah membaktikan segala potensi yang sudah Allah berikan untuk
beribadah kepadaNya. Allah Berfirman, “ Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali beribadah (mengesakan ibadahnya) kepada-Ku” (Adz Dzariat:56). Maka ingatlah baik baik bahwa alhamdulillah sudah hadir istri /suami
bersama kita, maka tetapkan fokus utama adalah keberadaan suami / istri
sebagai dukungan agar kita semakin bagus kualitas ibadahnya kepada
Allah Subhanahu wata’ala.
“La tapi kami juga pengen seperti yang
lain, bisa di beri karunia Anak”, Katamu. Iya benar, keinginanmu
merupakan keinginan yang wajar. Teruslah berusaha dalam koridor ikhtiar
yang dibolehkan dalam syariah. Pastikan proses ‘iktiar’ itu di iringi
sabar, prasang yang baik terus kepada Allah, sehingga tetap bernilai
ibadah. So, belum hadirnya anak kita tetep sholeh, kelak ketika Allah
izinkan hadirnya anak dalam kehidupan rumah
tangga kita juga tetap terjaga kesholihannya. Ada / belum hadirnya
anak, Tetep fokusnya di ibadah serta penghambaan kita kepada Allah
ta’ala.
Semoga Bermanfaat :).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar