Kamis, 14 Januari 2016

MENANGISLAH, JIKA TAK MAMPU BERPURA-PURALAH MENANGIS

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sahabat Blogger  السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِوَبَرَكَاتُهُ

 

Pernahkah kita berpikir atau bertanya pada diri kita sendiri, mengapa hati kita cenderung tertarik dengan dosa-dosa dan menjauh dari pahala?
Mengapa ketika banyak peringatan yang datang, tidak membuat kita atau hati ini jera berbuat nista? Mengapa hati ini selalu bosan bahkan benci dengan hal-hal yang dicintai oleh Allah Ta'ala?
Mengapa hati ini senang sekali terbuai dengan kemewahan dunia yang fana dan melupakan kemewahan kampung akhirat yang kekal?
Mengapa hati ini membuat mata menjadi sangat sulit melelehkan air mata?
serta menangis karena-Allah, Menangis karena kerinduan pada Baginda Rasulullah? Di manakah kelembutan hati ini untuk bertaqarrub kepada Allah, dimana bukti kecintaan pada Rasul-Nya ?
BANYAK YANG BERANGGAPAN,MENANGIS ADALAH KELEMAHAN JIWA,
Menangis adalah hal yang manusiawi pada diri manusia. Menangis bukanlah menunjukkan kelemahan jiwa seseorang. Salah besar jika ada anggapan bahwa orang yang rajin menangis adalah orang yang jiwanya lemah. Nabi Muhammad SAW adalah sosok manusia perkasa yang ulet,berani, tahan uji, dan jauh dari sifat-sifat lemah, Namun beliau juga pribadi yang sering menangis.
Sosok lain adalah Umar “Al Farouq” bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, khalifah Rasulullah yang kedua. Beliau terkenal sangat tegas terhadap kedzaliman, dan mampu membuat kecut perut musuh-musuh Islam berbentuk kekuatan super power sekalipun, seumpama Romawi dan Parsi. Namun dibalik keperkasaan dan tubuh kekar yang beliau miliki, ternyata beliau sangat mudah menangis sampai mengguguk-guguk bila berdiri sholat menghadap Rabb-nya, atau saat berdzikir menyebut dan mengingat asma Allah.
Sahabatku...
Jika kita pelajari, Ternyata menangis karna Allah adalah sebuah anjuran.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu Rasulullah bersabda kepadaku: “Bacakanlah kepadaku Al Qur’an. Aku menjawab, “Ya Rasulullah bagaimana aku akan membacakan Al Qur’an kepadamu, padahal kepadamulah Al Qur’an itu telah diturunkan. Rasul bersabda: “Aku suka mendengar Al Qur’an itu dibaca oleh orang lain. Maka aku membaca surat An Nisa’ sampai kepada ayat fakaifa idza ji’na min kulli ummatin bi syahidin waji’na bika ‘ala haaulai syahidan (bagaimanakah bila Kami telah mendatangkan engkau (Rasulullah) sebagai saksi atas semua mereka itu?) Rasulullah bersabda, “ Cukuplah bacaanmu itu Ibnu Mas’ud. Maka Ibnu Mas’ud berkata, “maka aku menoleh pada Nabi, maka kulihat mata Nabi berlinang basah oleh air mata. (HR. Bukhari Muslim)
Dari Abdullah bin As Syikhkhir dia berkata, aku datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat itu Beliau sedang melaksanakan shalat, maka terdengarlah rintihan Nabi karena menangis seumpama air yang sedang direbus dalam periuk. (HR. Abu Dawud, Turmidzi)
Rasulullah bersabda: “Menangislah kamu semua. Dan apabila kamu tidak dapat menangis maka pura-pura menangislah kamu!” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)
Dalam hadits ini, menangis jelas ada diperintahkan oleh Rasulullah kepada umatnya. Dan jika hati kita masih keras sehingga sulit untuk menangis, maka Nabi memerintahkan untuk berpura-pura menangis terlebih dahulu. Pura-pura menangis bukanlah sesuatu yang buruk. Banyak orang hari ini, karena ketidak tahuannya, mereka selalu menghina saat melihat orang lain berusaha keras untuk menangis dengan menuduh mereka pura-pura menangis.
Di mata segelintir orang, pura-pura menangis adalah perbuatan hina dan dosa. Padahal berpura-pura menangis adalah ibadah di sisi Allah Azza Wa Jalla. Kenapa pura-pura menangis disebut ibadah? Jawabnya tidak lain karena pura-pura menangis adalah perintah Rasulullah. Sudah diketahui dalam Islam bahwa menjalankan sebuah perintah Nabi adalah ibadah di sisi Allah.
Lihat betapa Tangisan Sahabat Nabi
Saat Rasulullah sakit keras dan tidak dapat mengimami sholat dengan para sahabat, saat itu Rasulullah memerintahkan Abu Bakar Siddiq radhiyallahu ‘anhu menjadi imam atas para Sahabat. Siti Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan bahwa jika Abu Bakar berdiri sebagai imam menggantikan Rasulullah maka beliau akan menangis keras sekali sehingga bacaan qur’annya tertutup (tidak terdengar oleh para Sahabat) karena suara tangisannya itu. (HR. Bukhari Muslim)
Sahabatku...
Belajarlah dari sekarang menangis karna Allah..Menangis karena dosa-dosa yang kita lakukan...
Menangislah karna kerinduan pada Rasulullah, hingga saat mendengar Nama baginda disebutkan membuat mata ini melelehkan air mata... Dengan memaksakan (berpura-pura) menangis, lambat laun kita akan terbiasa.
Beruntunglah orang yang dapat menangis karena takut kepada Allah dan karena kerinduannya kepada Rasulullah, karena air mata itu tidak akan pernah sia-sia, dan akan dijadikan bukti kelak di padang mahsyar.
Rugi rasanya jika air mata tertumpah untuk hal-hal yang sepele, dan tidak bernilai disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hari ini banyak air mata tertumpah untuk hal yang sia-sia, sementara untuk agama matanya beku tak pernah menangis, bahkan berkali-kali mendengan nama Rasulullah disebutkan tiada tanda getaran sedikit pun.
Disebutkan dalam sebuah riwayat:
“Mata yang beku yang tidak mampu menangis adalah karena hati orang itu keras, dan hati yang keras adalah karena menumpuknya dosa yang telah diperbuat."
Wallahu A'laam bis shawab..
"Semoga Allah memberi kita hidayah dan Taufiq-Nya, dan membersihkan hati kita dari segala penyakit/kotoran, dan melembutkan hati kita hingga bisa menangis karna Allah dan kerinduan pada Rasulullah....Aamiin..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar